Jadi Simpanan WNA Jepang, Mahasiswi Cikarang Diberi Apartemen dan Honda Jazz
Jadi simpanan WNA Jepang, Karin mahasiswi Bekasi diberikan fasilitas mewah. |
Bekasi Urban City - Selama menjadi simpanan WNA Jepang, mahasiswi Bekasi ini mendapatkan berbagai fasilitas mewah mulai dari Apartement hingga mobil Honda Jazz. Selain itu, Mahasiswi bernama Karin mendapatkan jatah bulanan Rp10 juta.
Mahasiswi berusia 19 tahun ini sudah menjadi simpanan warga negara Jepang selama 1 tahun.”Sudah satu tahun jadi simpanan, mau apa saja dibelikan,” kata wanita asal Cikarang ini kepada SINDOnews, Sabtu (19/3/2022).
Karin diberikan fasilitas apartemen mewah di Cikarang dengan sebuah mobil Honda Jazz. Selain itu, dia juga menerima uang bulanan Rp10 juta. ”Semua fasilitas diberikan, asalkan aku tidak macam-macam dan mau menuruti kemauan dia,” paparnya.
Mahasiswi kampus ternama di Bekasi ini menceritakan, awal mula dia menjadi simpanan berawal dari perkenalan dia dengan pria yang tinggal di Tokyo Jepang itu dari sosial media (sosmed). Saat itu, wanita dengan tinggi 165 cm ini membutuhkan uang untuk biaya kuliah.
Dia membuka open booking order (BO) dengan tarif Rp1,5 juta, dan pengusaha itu mengiyakan hingga akhirnya Eva harus melayani syahwat WNA Jepang itu. Setelah selesai bersetubuh, pria itu membayar uang lebih dari tarif yang ditetapkan.”Sekali main dia ngasih hingga Rp5 juta, dari situ dia jadi pelanggan tetap,” ungkap wanita berbody semok ini.
Karena sering mendapatkan uang besar, kata Karin, dia sudah jarang membuka open BO, sebab uang yang diterima dari pengusaha itu sudah cukup.”Sudah jarang buka BO, kalau sekali-kali buat uang tambahan boleh, tapi milih-milih yang ganteng saja,” jelasnya.
Puas dengan layanan seks dari Karin, pria itu akhirnya meminta Karin untuk menjadi pacar simpanannya dengan syarat yang ditawarkan pria itu. Karena membutuhkan uang untuk gaya hidup, akhirnya Karin mengiyakan menjadi wanita simpanan.
Karin mengakui, sebelum menjadi simpanan dia sempat menjadi ayam kampus dengan tarif Rp1,5 juta. Namun, dia membuka open booking (BO) tidak sembarangan dan hanya mau saat dia membutuhkan uang saja.”Paling banyak 2 kali sebulan,” ungkapnya.
Meski bergelimang harta bukan berarti hidup Karin senang selamanya. Dia harus menuruti kemauan si pejabat khususnya kebutuhan syahwat. Karin harus siap melayani nafsu pria negeri Sakura tersebut, kapan pun, dan di mana pun.
Mahasiswi semester 6 ini mengaku setelah lulus kuliah akan berhenti menjadi simpanan dan akan menikah dengan pujaan hatinya.”Sebenernya yang aku lakuin ini salah, tapi sampai lulus kuliah, mungkin aku nyari suami biar hidup berkeluarga dan hidup bahagia,” tegasnya. (Sumber SINDOnews)