Para Pengrajin Batik Khas Kota Bekasi Berinovasi Tingkatkan Kualitas dan Model
Para pengrajin Batik khas Kota Bekasi tergabung dalam Komunitas Batik Bekasi atau Kombas berupaya untuk tidak mengecewakan pemakai busana batik ini.
Dilansir dari otonominews.com, Ketua Koperasi Kombas, Muhammad Furqon mengungkapkan, kualitas bahan dasar untuk membuat batik khas Bekasi terus ditingkatkan.
Terlebih, dikatakan Furqon, Pemerintah Kota Bekasi dipimpin Rahmat Effendi memberikan dukungannya terhadap para pengrajin Batik khas Bekasi.
“Kami sangat berterimakasih dan bersyukur, pemkot Bekasi mendukung promosi sekaligus pelestarian batik Bekasi ini melalui instruksi yang ditujukan kepada para pegawai dan pelajar sekolah agar memanfaatkan batik khas Bekasi sebagai busana batiknya,” tutur Furqon, Senin (06/06/2016).
Karena itu, lanjut dia, para pengrajin Batik Bekasi melalui Koperasi Kombas, tidak ingin mengecewakan para pengguna busana batik tersebut. Hal tersebut dilakukan misalnya, memberikan produk yang tidak asal-asalan kepada pemesan, baik itu pelajar maupun pegawai hingga kalangan pejabat.
“Kami komitmen, jika ada pelanggan yang komplain karena kualitas kurang bagus, maka akan kami tukar dengan yang bagus dan sesuai pesanan,” katanya.
Dikatakan Furqon, untuk melayani pesanan busana Batik untuk pelajar sekolah dalam jumlah besar, Kombas menggandeng perusahaan batik cap yang sudah dijamin kualitas produksinya tidak mengecewakan.
“Kalau hanya mengandalkan para pengrajin Batik, tidak akan mampu melayani pesanan sebanyak itu, makanya kami bermitra dengan perusahaan Batik cap yang menggunakan mesin,” papar Furqon.
Tak cukup sampai disitu, sambungnya, para pengrajin Batik Khas Bekasi pun berinovasi menjadikan busana Batik Bekasi ini lebih modern dan bisa dikenakan kalangan anak muda, remaja hingga anak-anak.
“Jadi modelnya yang kita kembangkan menjadi semakin beragam dan banyak pilihan, sesuai dengan usia pemakai,” terangnya.
Inovasi ini, kata Furqon, untuk menghapus pandangan selama ini yang menganggap bahwa busana batik hanya untuk orang yang usianya sudah lanjut. Juga pandangan bahwa busana batik hanya untuk acara resmi, seperti resepsi.
“Sekarang busana batik tidak hanya untuk acara resmi atau ke undangan resepsi saja, tapi dengan model yang kita buat secara modern dan berkesan trendy, maka busana batik bisa digunakan saat santai oleh segala usia,” ucapnya.
Sementara Ketua Kombas sendiri, Barito Putra Pratama mengatakan, dalam mengangkat batik Bekasi ini, Kombas memiliki kegiatan yang sangat intens, misalnya melalui kerjasama dengan beberapa pusat perbelanjaan di Bekasi, guna memamerkan Batik Bekasi.
“Satu agenda pernah kami jalankan dan menjadi pusat perhatian, adalah canting massal di Kota Bekasi, yang diikuti lebih dari 500 pelajar sekolah dasar se- Kota Bekasi. Walikota Bekasi Rahmat Effendi dan wakilnya Akhmad Syaikhu hadir dalam acara tersebut,” jelasnya.
Sedangkan dengan pihak swasta, kata Barito, Kombas juga bekerjasama dengan Hotel Horison, dengan membuka sebuah galeri yang dinamakan Galeri Batik Bekasi.
Salah satu pengrajin Batik Bekasi, Sri Winarni menambahkan, para pengrajin Batik Bekasi juga pernah menggelar fashion show Batik di Grand Metropolitan Mall Bekasi, menampilkan berbagai model busana Batik yang diperagakan oleh para model mulai dari anak-anak, remaja dan orang dewasa.
“Melalui gelaran Fashion Show Batik tersebut, bisa terlihat model Batik tidak hanya untuk acara resmi, tapi juga bisa untuk acara santai dengan model yang trendy,” kata Sri.
Untuk diketahui, Batik kota Bekasi mempunyai corak yang unik dan menarik, dengan ciri khas kultur masyarakat betawi yang ada di Provinsi Jawa Barat. Peluncuran Batik Khas Kota Bekasi dengan 12 pakem motif batik yang telah dinamai dengan Batik Bekasi dilakukan dan diresmikan oleh Walikota Bekasi, bersamaan dengan HUT Kota Bekasi yang ke-17, tepatnya 10 Maret tahun 2014 lalu.
Ke 12 pakem batik Bekasi ini terbagi kedalam 5 kategori yaitu: Flora (dintaranya Bambu, Buah Kecapi, Bunga Melati dan Teratai. Kemudian Fauna (diantaranya Ikan Gabus, Lele, Ikan Sepat dan Ikan Betik); Katagori Sejarah (diantaranya Gedung Juang Tambun, Kali Bekasi, Monumen Perjuangan dan Bambu Runcing), dan katagori Budaya (diantaranya Tari Topeng, Legenda Rawa Tembaga, permainan anak seperti Benteng serta Tanidor, dan Batik Terang warna Hijau Lumut, Hijau Daun dan Merah Tanah.
0 Komentar